Wednesday, October 23, 2013

BIOGRAFI my heroes

ayah kutulis catatan ini di kota mekkah al-mukarramah seusai salat isyaku. pkul 21:00 WSA, suasana cukup dingin karena AC di kamar hotel memang tidak bisa di stel.

setiap orang punya pahlawan, dan pahlawan itu kadang pergi ataupun hilang. pada waktu aku masih SD aku kagum sama pangeran diponegoro yg fotonya tertempel jelas diatas TV keluarga kami, ayah sering menceritakan sosoknya, ada gundam power rangers, setelah itusemua tergantikan dengan wali songo pada masa SMPku, saat SMA ada akbar faizal dan andi rahmat. saat masuk kuliah, pahlawan yang kugemari adalah soekarno, habibi, JK, bung tomo dan banyak tok

semua menjadi inspirasiku dalam kehidupanku, akan tetapi pahlawan itu keluar-masuk dari hati ini. kadang datang kadang pergi. TAPI hanya ada satu pahlawan yang betul-betul menjadi pahlawan dalam hidupku, pahlawan yang tidak lari-larian. pahlawan selalu ada untukku, pahlawan yang melindungiku, pahlawan yang membimbingku, pahlawan yang mengambulkan setiap permintaanku. pahlawan yang kasih sayangnya tak petnah putus, dia adalah AYAH. lima huruf yang sangat berarti dalam hidupku.

saya tahu persis tentang ayah, karena ayah sering berbagi pengalam dengan aku anaknya.
ayah dulu hidup susah... sempat aku berfikiran bahwa ayah pasti tidak mampu melanjutkan pendidikan saat itu. saya tidak pernah menyangkah ayah akan hidup sesusah itu.

awalnya ayah sekolah di SDN 87 aluppang, yang sekarang berpindah lokasi ke kampong guru. ayah cuma belajar dengan menggunakan 1 balok bambu untuk diduduki dan satu balok bambu untuk di tempati menulis dengan pensil seadanya dan penghapus dari karet. AYAH cuman punya satu guru untuk semua mata pelajaran, dan dari sini saya belajar dari ayah bagaimana menghormati guru. pak baddu salam nama guru itu. sampai ayah menjadi guru sekalipun tetap mencium tangan mantan gurunya itu ketika bertemu.

dilain sisi, dari masa SD ini saya juga belajar tentang kesabaran dan ketabahan ayah menghadapi teman-teman ayah yang nakal, dan sering memalak ayah, ayah tidak pernah dendam, ayah cuman bicara dalam hati siapa yang lebih sukses beberapa tahun kedepan. dan ayah membuktikan semua itu, terkadang teman ayah malu sama ayah klo bertemuu, tapi  dasarvayah memamg sabar.

#SMP dan SMA nya kulanjut lain hari ayah... ndag kuat nahan nangis ketika mengingat ayah sendiri yg cerita
Powered By Blogger

Total Pageviews

Followers