Laman

Wednesday, May 11, 2011

referensi sikloheksena


Alkohol dapat didehidrasi dengan memanaskannya dengan asa kuat. Misalnya jika etanol dipanaskan pada suhu 80 dengan sedikit asam hidroklorida pekat hasil etilena yang diperoleh cukup banyak. Alkohol tersier terhidrasi melalui mekanisme E, yaitu melalui pembentukan ion karonium. Misalnya tert-util alkohol. Dalam hal alkohol primer zat perantara ion karonium yang tidak mantap dihindari dengan menggaungkan dua mekanisme tahap terakhir. Hal  hal yang perlu diingat mengenai dehidrasi alkohol ialah: ) selalu dimulai dengan protosisasi gugus hidroksil yaitu alkohol ertindak sea asa seperti dalam persamaan. 2) kemudahan dehidrasi alkohol adalah berurut 3 2 1 . yaitu keepatan sesuai dengan kemantapan ion karonium. Kadan  kadang suatu alkohol dapat memberikan dua atau lebih alkena, karena lepasnya proton selama dehidrasi dapat terjadi pada setiap karbon yang bersebelahan dengan karbon pembawa gugus hidroksil. Misalnya: 2-metil, 2-butanol, memberikan 2 macam alkena.
Beberapa sifat – sifat fisis alkena adalah:
1.    Merupakan senyawa non polar
2.    Senyawa rendah (Ci - Ca) pada suhu kamar berupa gastaktak berwarna.
3.    Senyawa –senyawa Cs dan derat hamolog yang tinggi merupakan cairan yang mudahmenguap.
4.    Mempunyai titik didih yang lebih rendah dibandingkan dengan senyawa organik lain dengan berat molekul yang sama atau hamper sama.
Jika alkohol primer direaksikan dengan H2SO4 pekat pada suhu 160-170°c diperoleh hasil alkena. Reaksi merupakan reaksi dehidrasi (pelepasan air). Contoh:
                 CH3CH2OH         H2SO4            CH2=CH2       +        H2O
                     {etanol}           160-170°c                { etena }
          Selain dehydrator H2SO4 dapat pula digunakan dehidrator Al2O3 atau P2O5(Muhaidah Rasyid.2006)
          Semua alkohol mengandung gugus fungsi hidroksil, -OH. Etil alkohol atau etanol, sejauh ini adalah yang paling dikenal. Etanol dihasilkan secara biologis melalui fermentasi gula atau pati. Dengan tanpa oksigen, enzim yang ada dalam ragi atau kultur bakteri mengkatalisis reaksi itu. Etanol mempunyai penerapan tidak terbilang sebagai pelarut untuk bahan kimia organik dan sebagai senyawa awal untuk pembuatan zat warna. Obat-obatan sintesis, kosmetik dan bahan – bahan peledak. Etanol adalah satu –satunya jenis alkohol rantai lurus yang tidak beracun (lebih tepatnya, paling sedikit beracun). Badan kita menghasilkan suatu enzim yang disebut alkohol dehidrogenase, yang membantu metabolisme etanol dengan mengoksidasinya menjadi asetalehida.
         Etanol disebut alkohol alifatik karena diturunkan dari alkana (etana).Alkohol alifatik yang paling sederhana adalah methanol, CH3OH disebut alkohol kayu, karena suatu waktu dibuat melalui penyulingan kering dari kayu. Sekarang methanol disintesis secara industry melalui reaksi karbon monoksida dan Hidrogen molekul pada suhu dan tekanan tinggi. Etanol yang mengandung methanol atau zat beracun lainnya disebut alkohol denaturasi. Alkohol merupakan asam yang sangat lemah, alcohol tidak bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH. Dua alkohol alifatik lainnya yang sudah dikenal adalah 2-propanol (isopropil) yang biasa disebut alkohol gosok, dan etilena glkogel, yang biasa digunakan sebagai bahan anti beku. Kebanyakan alkohol mudah terbakar dan khususnya mempunyai massa molar yang rendah. (Raymond. Chang. 2004)
       Sifat fisis alkena (tetapi buan sifat kimia) praktis identik dengan alkana induknya. Tabel di bawah ini mencantumkan titik didih beberapa alkena. Titik didih deret homolog alkena naik kira-kira 30 tiap gugus CH2. Kenaikan ini sama dengan yang diamati pada deret homolog alkana. Seperti pada alkana percabangan pada alkena menurunkan sedikit titik didih itu. Meskipun dianggap non polar, merekasedikit lebih mudah larut dalam air daripada alkana padannya, sebab electron Pi, yang agak terbuka itu ditarik oleh hidrogen (pada air) yang bermuatan positif parsial (sebagian).
“Tabel Sifat Fisis Beberapa Alkena”
Nama
Struktur
T.d.°c
Etena
Propena
Metal Propena
1- Butena
Alena
Iso prena
CH2= CH2
CH3CH= CH2
(CH3)2C= CH2
CH3CH2CH= CH2
CH2=c= CH2
CH2­­­=C(CH­3)CH= CH2
-120
-48
-7
-30
-34,5
-34

( Fessenden J.S, Fessnden RJ. 1982)
          Isomer dalam alkena, isomer bangun: semua alkena yang memiliki 4 atau lebih atom karbon memiliki isomer bangun. Ini berarti ada dua atau lebih rumus bangun yang bisa dibuat untuk masing – masing rumus molekul.
Isomer geometris (cis-trans), ikata karbon – karon rangkap (c=c) tidak memungkinkan danya rotasi dalam struktur ini berarti gugus – gugus CH3 pada kedua ujung molekul bisa dikunci posisinya baik pada salah satu sisi molekul atau pada dua sisi yang berlawanan. Sifat – sifat fisik alkena, titik didih, titik didih masing – masing alkena sangat mirip dengan titik didihalkana yang sama jumlah atom karbonnya. Etena, propena, dan butena berwujud gas pad asuhu kamar, selainnya adalah cairan.Masing – masing alkena mamiliki titik didih yang sedikit lebih rendah dibandingkan titik didih alkana yang sama jumlah karbonnya. Satu – satunya gayatarik yang terlibat dalam ikatan alkena adalah gaya disperse Van Der Waals, dan gaya – gaya ini tergantung pada bentuk molekul dan jumlah electron yang dikandungnya. Masing – masing alkena memiliki 2 lebih sedikit electron disbanding alkana yang sama jumlah atom karbonnya.
(Jim Clark. 2007. Diakses pada tanggal 24 April 2010).
         Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara dua buah atom karbon ikatan dua rangkap ini merupakan gugus fungsional dari alkena sehingga menentukan adnya reaksi – reaksi khusus bagi alkena. Yaitu adisi, dan pembakaran.
1. Alkena dapat mengalami adisi – adisi adalah pengubah ikatan rangkap (tak                    jenuh)  menjadi ikatan yunggal (jenuh) dengan cara menangkap atom atau gugus lain. Pada adisi alkena dua atom atau gugus atom ditambahkan pada ikatan rangkap C=C sehingga diperoleh ikatan tunggal C-C. Beberapa contoh reaksi adisi pada alkena:
a) Reaksi alkena dengan halogen (halogenasi)
     H                   H                                                   H          H
             C=C                    +     Cl2                  H        C         C        H
     H                   H                                                   H          H   
        { etena }                        { klorin }                        { etana }
b) Reaksi alkena dengan hydrogen halide (hidrohalogenasi). Hal reaksi antara alkena dengan hydrogen halide dipengaruhi oleh struktur alkena, apakah ikatan simetris atau alkena asimetris. Alkena asimetris akan menghasilkan satu haloalkana.
     H                   H                                                 H            H                      
             C=C                    +     HBr                 H      C           C        H        
     H                   H                                                  Br          Br
(Sukarmin. 2009. Diakses pada tanggal 24 April 2010)

No comments:

Post a Comment